Tiga Atap Tiga Cerita

Assalamualikum, jumpa lagi!! Dengan kami Team Basmalah dalam rubric taukah anta??. Di sini akan ada suatu kisah menarik, dan penuh intrik mengenai makna dari hal-hal di sekitar kita! Pada kesempatan ini kita akan membahas 3 susun atap di masjid agung demak !!! Check it out .Masjid Agung Demak merupakan salah satu Masjid tertua di Indonesia. Di depan masjid ini terdapat sebuah Blumbang  yang dulunya dipakai untuk bersuci (berwudlu) oleh para wali dan jamaahnya sebelum beribadah, sekarang kolam tersebut dijadikan situs kolam wudlu bersejarah.

Dengan jarak sekitar 30 km di sebelah timur Kota Semarang, Masjid ini masih kokoh berdiri walau terbuat dari kayu, namun beberapa strutur bangunnya yang lapuk telah di pugar. Bentuknya tidak seperti masjid pada umumnya dengan kubah besar di atasnya. Atap bangunan ini justru hampir mirip dengan rumah adat jawa, yaitu berbentuk piramid gimanaaa gitu. Yang membedakan adalah, atap Masjid Agung Demak ini terdiri dari 3 tingkat dan memiliki makna filosofi tersendiri. Atap yang terbawah melambangkan iman, sedangkan yang ke dua melambangkan islam, dan puncak atap ini melambangkan ikhsan.
 Nah, kalian pasti ada yang belum tau kan makna dari 3 tingkatan tadi? Di bawah kami akan mengupasnya seakurat senapan lucky luke.
Yang pertama adalah Islam.

Di dalam hadits, ketika R
asulullah ditanya tentang Islam beliau menjawab, “Islam itu engkau bersaksi bahwa tidak ada sesembahan (yang haq) selain Allah dan bahwasanya Muhammad adalah utusan Allah, engkau dirikan sholat, tunaikan zakat, berpuasa ramadhan dan berhaji ke Baitullah jika engkau mampu untuk menempuh perjalanan ke sana”. Syaikh Ibnu Utsaimin menjelaskan: Diantara faedah yang bisa dipetik dari hadits ini ialah bahwa Islam itu terdiri dari 5 rukun (Ta’liq Syarah Arba’in hlm. 14). Jadi Islam yang dimaksud disini adalah amalan-amalan lahiriyah yang meliputi syahadat, sholat, puasa, zakat dan haji.
Next yang kedua  adalah iman.

Nabi ditanya mengenai iman. Beliau bersabda, “Iman itu ialah engkau beriman kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para Rosul-Nya, hari akhir dan engkau beriman terhadap qodho’ dan qodar; yang baik maupun yang buruk”. Jadi Iman yang dimaksud disini mencakup perkara-perkara batiniyah yang ada di dalam hati. Syaikh Ibnu ‘Utsaimin mengatakan: Di antara faedah yang bisa dipetik dari hadits ini adalah pembedaan antara islam dan iman, ini terjadi apabila kedua-duanya disebutkan secara bersama-sama, maka ketika itu islam ditafsirkan dengan amalan-amalan anggota badan sedangkan iman ditafsirkan dengan amalan-amalan hati, akan tetapi bila sebutkan secara mutlak salah satunya (Islam saja atau iman saja) maka sudah mencakup yang lainnya. Seperti dalam firman Alloh Ta’ala, “Dan Aku telah ridho Islam menjadi agama kalian.” (Al Ma’idah : 3) maka kata Islam di sini sudah mencakup
Islam dan iman… (Ta’liq Syarah Arba’in hlm. 17).

 Kaping telu, yaiku Ihsan

Nabi ditanya oleh Jibril tentang ihsan. Nabi bersabda, “Yaitu engkau beribadah kepada Allah seolah-olah engkau melihat-Nya, maka apabila kamu tidak bisa (beribadah seolah-olah) melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu”. Syaikh Ibnu Utsaimin menjelaskan: Diantara faedah yang bisa dipetik dari hadits ini adalah penjelasan tentang ihsan yaitu seorang manusia menyembah Robbnya dengan ibadah yang dipenuhi rasa harap dan keinginan, seolah-olah dia melihat-Nya sehingga diapun sangat ingin sampai kepada-Nya, dan ini adalah derajat ihsan yang paling sempurna. Tapi bila dia tidak bisa mencapai kondisi semacam ini maka hendaknya dia berada di derajat kedua yaitu: menyembah kepada Alloh dengan ibadah yang dipenuhi rasa takut dan cemas dari tertimpa siksa-Nya, oleh karena itulah Nabi bersabda, “Jika kamu tidak bisa melihat-Nya maka sesungguhnya Dia melihatmu” artinya jika kamu tidak mampu menyembah-Nya seolah-olah kamu melihat-Nya maka sesungguhnya Dia melihatmu.” (Ta’liq Syarah Arba’in hlm. 21). Jadi tingkatan ihsan ini mencakup perkara lahir maupun batin.
Biar kita bisa mengompromikan ketiga hal tersbut lihat di bawah ini ;
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan yang maknanya,
bila dibandingkan dengan iman maka ihsan itu lebih luas cakupannya bila ditinjau dari substansinya dan lebih khusus daripada iman bila ditinjau dari orang yang sampai pada derajat ihsan. Sedangkan iman itu lebih luas daripada islam bila ditinjau dari substansinya dan lebih khusus daripada islam bila ditinjau dari orang yang mencapai derajat iman. Maka di dalam sikap ihsan sudah terkumpul di dalamnya iman dan Islam. Sehingga orang yang bersikap ihsan itu lebih istimewa dibandingkan orang-orang mu’min yang lain, dan orang yang mu’min itu juga lebih istimewa dibandingkan orang-orang muslim yang lain… (At Tauhid li shoffil awwal al ‘aali, Syaikh Sholih Fauzan, hlm. 63)
Muslim, Mu’min dan Muhsin
.

1 komentar:

{ Pemuda_Anshor } at: 3 September 2011 pukul 00.50 mengatakan...

mf ustadz seharusnya kata anta (kamu)di kalimat tahukah anta ? di ganti dengan antum( kamu semua ).karena yg membaca orang banyak bukan orang tunggal / mufrod.terima kasih.

Posting Komentar

 
KEROHANIAN ISLAM SMA NEGERI 2 PATI © 2011 Theme made with the special support of Maiahost for their cheap WordPress hosting services and free support.