sepintas, apa yang ia tulis biasa saja. tapi sebenarnya memberi pesan yang sangat dalam. sebuah pertanyaan yang menurut saya harus dikaji dari sisi yang agak-agak serius.
Apa beda tersenyum dengan tertawa?
kalo boleh, saya ingin menyajikan terlebih dahulu tiga ucapan junjungan kita semua, Rasulullah saw:
1. “Janganlah kalian meremehkan kebaikan sekecil apa pun, meskipun itu adalah wajah ramah (penuh senyum) di wajahmu saat kau bertemu dengan saudaramu.” (HR. Muslim)
2. “senyummu kepada saudaramu adalah bernilai sedekah bagimu” (HR. Tirmidzi)
3. Abu Hurairah menceritakan bahwa Rasulullah saw bersabda, “Siapakah yang siap untuk mengambil kalimat-kalimat ini kemudian mengamalkannya? Atau mengajarkan kepada orang yang siap mengamalkannya?” Abu Hurairah berkata, aku ya Rasulullah. Maka Rasulullah memegang tanganku kemudian menyebutkan lima hal, beliau bersabda, “(1) jauhilah hal-hal yang haram, pasti kau akan menjadi manusia yang paling patuh. (2) hendaklah kamu ridho dengan apa yang Allah beri untukmu, engkau pasti akan menjadi orang yang paling kaya. (3) berbuatbaiklah kepada tetangga, engkau pasti menjadi mukmin sejati. (4) cintailah untuk orang lain sesuatu yang kau cintai untuk dirimu sendiri, engkau pasti menjadi muslim sejati. (5) janganlah banyak tertawa, sebab banyak tertawa itu akan mematikan hati.“ (HR. Tirmidzi)
dari hadits-hadits di atas, saya kira anda sudah dapat membedakan keduanya.
hm, mari bandingkan: jika kita tersenyum kepada orang di dekat kita, kira-kira apa yang mereka pikirkan tentang kita? mereka akan menilai kita sebagai orang yang ramah bukan? mereka akan meyakini bahwa kita orang yang bahagia, optimis, penuh percaya diri. kemudian mereka membalas senyum kita. sebuah senyum bisa membawa bahagia. sebuah senyum menghidupkan hati: hati kita dan orang lain.
lalu, jika kita tertawa terbahak-bahak kepada orang di dekat kita, kira-kira apa yang mereka pikirkan tentang kita? saya kira wajah mereka akan merah padam dan mengira kita: ORANG GILA..!
tertawa itu memang sehat, tapi terlalu banyak tertawa merupakan gambaran antisosial, kurang peduli, egois dan merasa bahwa yang paling penting adalah saya senang, meski orang lain menderita. hati jadi tak peka
namun, bukan berarti tertawa itu jadi terlarang. merupakan keanehan juga jika ada saat-saat yang memestikan kita tertawa, eh kita malah diam saja. hehe..
kalo dikaji lebih jauh, yang Rasulullah larang itu bukanlah tertawanya, tapi penyebab tertawa itu apa. lebih jauh lagi masalahnya kembali lagi berujung kepada bagaimana kita memanfaatkan waktu.
maksud saya, seharusnya kita lebih banyak merenung tentang diri kita, tentang sekeliling kita, tentang Islam, tentang dunia kita, dan tentang akhirat kita. kita lebih banyak menangis, dan bertekad memperbaikinya. kita tidak akan terlalu banyak mengisi waktu dengan hiburan-hiburan dan banyak tertawa saking terlenanya kita oleh nikmat dunia.
saat kita terlena oleh dunia, senang gembira berlebihan dan banyak tertawa, hati kita akan mati. tertawa dan nikmat dunia itu melupakan kita dari bagaimana seharusnya kualitas diri kita. kita terlupakan dari keadaan sekeliling kita. kita terlupakan dari memperjuangkan Islam. kita terlupakan dari dunia kita yang seharusnya lebih baik. dan kitapun terlupakan dari ujung kehidupan kita di akhirat nanti.
jadi seperti dikatakan hadits di atas: tersenyumlah…! sebab tersenyum itu akan menghidupkan hati…!isi waktu kita dengan sebaik-baiknya, dan jangan terlalu banyak tertawa. sebab banyak tertawa mematikan hati…!itu menurut saya, bagaimana menurut anda????
0 komentar:
Posting Komentar