Rahasia Ka’bah dan Mekkah

Siapa yang tidak kenal Ka’bah? Ka’bah adalah rumah Allah. Sejuta umat muslim merindukan dan berkunjung menjadi tamu - tamu Allah Sang Maha Pencipta di Ka’bah ini. Ka’bah juga merupakan kiblatnya para umat muslim dalam melaksanakan sholat, dari negara manapun semua ibadah sholat menghadap ke satu kiblat, yaitu Ka’bah.  

Lalu, apa sih yang dimaksud dengan rahasia Ka’bah dan Mekkah di sini? Kalau antum masih penasaran, langsung aja baca lanjutannya berikut ini:

Lho? Kenapa ada foto Neil Amstrong nampang di sini? Apakah sebenarnya dia pernah menunaikan ibadah haji dan berkunjung ke Ka’bah? Oke deh, daripada bikin antum makin penasaran, mendingan langsung aja kami bahas tentang hubungan Neil Amstrong dengan Ka’bah.
Ceritanya bermula ketika Neil Amstrong untuk pertama kalinya melakukan perjalanan ke luar angkasa dan mengambil gambar planet Bumi, dia berkata, “Planet Bumi ternyata menggantung di area yang sangat gelap, siapa yang menggantungnya ?.” Nah, lho?
Gara-gara penemuan Neil Amstrong itu, para astronot yang lain kemudian melakukan penelitian dan menemukan bahwa sebenarnya planet Bumi itu mengeluarkan semacam radiasi. Secara resmi mereka mengumumkannya di Internet, tetapi sayang nya 21 hari kemudian website tersebut raib alias menghilang, yang sepertinya ada alasan tersembunyi dibalik penghapusan website tersebut. Emangnya apa alasannya? Ah, mendingan gag usah dipikirin deh, kita lanjutin dulu ceritanya.
Setelah melakukan penelitian lebih lanjut, ternyata radiasi tersebut berpusat di kota Mekkah, tepatnya berasal dari Ka’bah, dan yang lebih mengejutkan lagi,  ternyata radiasi tersebut bersifat infinite ( tidak berujung ), hal ini terbukti ketika mereka mengambil foto planet Mars, radiasi tersebut masih berlanjut terus. Para peneliti Muslim mempercayai bahwa radiasi ini memiliki karakteristik dan menghubungkan antara Ka’bah di planet Bumi dengan Ka’bah di alam akhirat. Subhanallah. Allahu Akbar!
Makkah Pusat Bumi
Selain penemuan tersebut, Prof. Hussain Kamel juga menemukan suatu fakta yang mengejutkan pada beberapa tahun silam, fakta tersebut mengatakan bahwa Mekkah adalah pusat bumi. Pada mulanya ia meneliti suatu cara untuk menentukan arah kiblat di kota-kota besar di dunia.


Nah, untuk tujuan inilah kemudian ia menarik garis-garis pada peta, dan sesudah itu ia mengamati dengan seksama posisi ketujuh benua terhadap Mekkah dan jarak masing-masing. Ia memulainya dengan menggambar garis-garis sejajar hanya untuk memudahkan proyeksi garis bujur dan garis lintang.
Setelah dua tahun dari pekerjaan yang sulit dan berat itu, ia terbantu oleh program-program komputer untuk menentukan jarak-jarak yang benar dan variasi-variasi yang berbeda, serta banyak hal lainnya. Ia kagum dengan apa yang ditemukan, bahwa Makkah merupakan pusat bumi.
Ia menyadari kemungkinan menggambar suatu lingkaran dengan Makkah sebagai titik pusatnya, dan garis luar lingkaran itu adalah benua-benuanya. Dan pada waktu yang sama, ia bergerak bersamaan dengan keliling luar benua-benua tersebut.
Gambar-gambar Satelit, yang nongol pada beberapa tahun kemudian, menekankan hasil yang sama ketika studi-studi lebih lanjut mengarah kepada topografi lapisan-lapisan bumi dan geografi waktu daratan itu diciptakan.
Telah menjadi teori yang mapan secara ilmiah bahwa lempengan-lempengan bumi terbentuk selama usia geologi yang panjang, bergerak secara teratur di sekitar lempengan Arab. Lempengan-lempengan ini terus menerus memusat ke arah itu seolah-olah menunjuk ke Makkah.
Studi ilmiah ini dilaksanakan untuk tujuan yang berbeda, bukan dimaksud untuk membuktikan bahwa Makkah adalah pusat dari bumi. Bagaimanapun, studi ini diterbitkan di dalam banyak majalah sain di Barat.
Allah berfirman di dalam al-Qur’an sebagai berikut,yang artinya:
‘Demikianlah Kami wahyukan kepadamu Al Qur'an dalam bahasa Arab supaya kamu memberi peringatan kepada Ummul Qura (penduduk Makkah) dan penduduk (negeri-negeri) sekelilingnya..’ (asy-Syura: 7)
Dari referensi yang kami baca, kata ‘Ummul Qura’ berarti induk bagi kota-kota lain, dan kota-kota di sekelilingnya menunjukkan Makkah adalah pusat bagi kota-kota lain, dan yang lain hanyalah berada di sekelilingnya. Lebih dari itu, kata ummu (ibu) mempunyai arti yang penting di dalam kultur Islam.
Sebagaimana seorang ibu adalah sumber dari keturunan, maka Makkah juga merupakan sumber dari semua negeri lain, sebagaimana dijelaskan pada awal kajian ini. Selain itu, kata ‘ibu’ memberi Mekkah keunggulan di atas semua kota lain.
Mekkah atau Greenwich?
Berdasarkan pertimbangan yang seksama bahwa Mekkah berada di tengah-tengah bumi sebagaimana yang dikuatkan oleh studi-studi dan gambar-gambar geologi yang dihasilkan satelit, maka benar-benar diyakini bahwa Kota Suci Mekkah-lah yang seharusnya dijadikan rujukan waktu dunia, bukan Greenwich. Hal ini akan mengakhiri kontroversi lama yang dimulai empat dekade yang lalu.
Ada banyak argumentasi ilmiah untuk membuktikan bahwa Mekkah merupakan wilayah nol bujur sangkar yang melalui kota suci tersebut, dan ia tidak melewati Greenwich di Inggris. GMT dipaksakan pada dunia ketika mayoritas negeri di dunia berada di bawah jajahan Inggris. Jika waktu Makkah yang diterapkan, maka mudah bagi setiap orang untuk mengetahui waktu shalat. Namun, sayangnya pihak sono masih mikr-mikir apakah rujukan waktu dunia harus dipindah ke Mekkah atau tidak, karena memindah rujukan waktu dunia tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Jika salah perubahan, maka perhitungan hari dan jam seluruh dunia akan kacau balau. Jadi, masih perlu dipikir-pikir lagi.
Mekkah adalah Pusat dari lapisan-lapisan langit

Ada beberapa ayat dan hadits nabawi yang menyiratkan fakta ini. Allah berfirman,yang artinya:
‘Hai golongan jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya melainkan dengan kekuatan.’ (Ar-Rahman:33)
Dari buku Referensi yang kami baca, kata aqthar adalah bentuk jamak dari kata ‘qutr’ yang berarti diameter, dan ia mengacu pada langit dan bumi yang mempunyai banyak diameter.
Dari ayat ini dan dari beberapa hadits dapat dipahami bahwa diameter lapisan-lapisan langit itu di atas diameter bumi (tujuh lempengan bumi). Jika Mekkah berada di tengah-tengah bumi, maka itu berarti bahwa Mekkah juga berada di tengah-tengah lapisan-lapisan langit.
Selain itu ada pula hadits yang mengatakan bahwa Masjidil Haram di Makkah, tempat Ka‘bah berada itu ada di tengah-tengah tujuh lapisan langit dan tujuh bumi (maksudnya tujuh lapisan pembentuk bumi).
Nah, sekian dulu pembahasan dari kami. Semoga bermanfaat dan dapat menambah iman kita. Amin…


0 komentar:

Posting Komentar

 
KEROHANIAN ISLAM SMA NEGERI 2 PATI © 2011 Theme made with the special support of Maiahost for their cheap WordPress hosting services and free support.